manfaat dan bahaya melamun

0 Comments


Kegiatan kita sehari-hari sepertinya tidak bisa lepas dari aktivitas yang satu ini. Dibandingkan mengkhayal, melamun lebih kepada mengingat kembali sesuatu yang telah berlalu. Entah kenapa, melamun itu lebih banyak yang membayangkan kisah sedihnya dari pada kisah bahagianya. Heran juga, mungkin terbawa sinetron kali yak?

Melamun adalah suatu hal yang wajar. Melamun tidak dilarang karena tidak merugikan siapa-siapa dan kita juga tidak mendapat dosa karenanya. Nah, membahas tentang melamun tentu ada beberapa hal yang harus kita ketahui. Secara singkat inilah manfaat dan bahaya melamun yang saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi tentunya;

Manfaat dulu ya..
  1. Melamun membuat kita introspeksi. Membayangkan kembali masa lalu, memberikan kita gambaran tentang apa yang telah kita alami di masa lalu, terutama hal di mana kita berbuat kesalahan. Seringkali kesalahan yang telah kita lakukan itu tertutupi oleh kebahagiaan yang telah dapatkan.
  2. Melamun memberikan semangat. Membayangkan masa lalu di mana kita masih belum jadi siapa-siapa dan sekarang secara tidak disangka kita menjadi seperti sekarang, tentu memberikan kita motivasi bahwa sebenarnya kalau saya ‘begini’ saya bisa jadi seperti ‘ini’. Jadi kita tidak perlu lagi berkecil hati atas apa yang sedang kita usahakan. 
  3. Melamun memberikan ide. Di saat pikiran kita tertekan, kita akan blank. Kita menjadi jenuh, tidak bisa berpikir bebas, dan mengeluarkan ekspresi. Bila mengalami hal seperti itu, melamunlah. Melamun itu akan mengikhlaskan pikiran sehingga dari yang semula tegang perlahan akan mengendor dan pikiran kita akan kembali segar.
Sekarang, bahaya melamun seperti apa ya?
  1. Pikiran kita jadi kolot. Melamun itu sangat tidak disarankan bila sering dilakukan. Kita akan merasa hidup di dua dunia, dunia sekarang dan dunia masa lalu. Bila masa lalu kita pikirkan sekarang, tentu saja sudah tidak berlaku. Dunia berkembang sedemikian cepatnya dan tidak ada gunanya kalau kita selalu melihat ke belakang.
  2. Melamun bikin malas. Bila orang asyik dengan lamunannya, maka akan membuatnya malas. Pikiran tentang apa pun hanya sebatas dalam pikiran saja. Melamun itu membuat kita jadi malas berproses dan berusaha, terlalu banyak pertimbangan di pikiran sehingga hidup kita akan di situ-situ saja. Tidak ada kemajuan. 
  3. Pikiran jadi picik, ini kalau yang dilamunkan hal-hal yang jorok. Tidak ada pikiran lain, cuma itu-itu saja di dalam pikiran. Akhirnya, jadi orang dengankepribadian yang tidak berguna karena tidak ada sumbangsih yang baik untuk dirinya, apalagi buat orang lain.  
               semoga bermanfaat  :) jgn lupa di komen yaa..

0 komentar:

Fiqih Pacaran

0 Comments





Ibnu Qayyim Al-Juziyah (atau Al-Jauziyyah) sungguh menakjubkan. Inilah yang kami rasakan ketika membaca buku terjemahan kitab beliau, Raudhatul Muhibbiin, yang berjudul Taman Orang-orang Jatuh Cinta, terj. Bahrun AI Zubaidi, Lc (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006).
Bagaimana tidak menakjubkan? Di buku setebal 930 halaman tersebut, orang yang jatuh cinta ditawari “rahmat dan syafaat” (hlm. 715 dst.). Selain itu, beliau mengarahkan pembaca untuk “menyeimbangkan dorongan hawa nafsu dan potensi akal” (hlm. 29 dst.). Hal-hal semacam ini jarang kami temui di buku-buku percintaan yang pernah kami baca.
Memang, sebagaimana ulama-ulama besar lainnya, beliau pun menekankan “cinta kepada Allah” dan “cinta karena Allah” (hlm. 550). Namun, beliau ternyata juga membicarakan fenomena “pacaran islami”, suatu topik sensitif yang sering dihindari banyak ulama. Beliau mengungkapkannya (bersama-sama dengan persoalan lain yang relevan) di sub-bab “Berbagai hadits, atsar, dan riwayat yang menceritakan keutamaan memelihara kesucian diri” dan “Cinta yang suci tetap menjadi kebanggaan” (hlm. 607-665).
Di situ, kami jumpai istilah “pacaran” muncul tujuh kali, yaitu di halaman 617, 621 (lima kali), dan 658. Adapun istilah-istilah lain yang menunjukkan keberadaan aktivitas tersebut adalah “bercinta” (hlm. 650), “gayung bersambut” (hlm. 613), “saling mengutarakan rasa cinta” (hlm. 620-621), “mengapeli” (hlm. 642-643), “berdekatan” (hlm. 617), dan sebagainya.
Sekurang-kurangnya, kami jumpai ada sembilan contoh praktek pacaran islami yang diceritakan oleh Ibnu Qayyim di situ. Dari contoh-contoh itu, dan dari keterangan beliau di buku tersebut, kami berusaha mengenali ciri khas “pacaran islami” ala Raudhatul Muhibbiin. Ini dia tujuh diantaranya:
  1. mengutamakan akhirat
  2. mencintai karena Allah
  3. membutuhkan pengawasan Allah dan orang lain
  4. menyimak kata-kata yang makruf
  5. tidak menyentuh sang pacar
  6. menjaga pandangan
  7. seperti berpuasa
1) MENGUTAMAKAN AKHIRAT
Pada dua contoh, pelaku “pacaran islami” ditawari kenikmatan duniawi (zina), tetapi menolaknya dengan alasan ayat QS Az-Zukhruf [43]: 67, “Teman-teman akrab pada hari [kiamat] itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (hlm. 616 dan 655) Maksudnya, mereka yang islam itu lebih memilih kenikmatan ukhrawi daripada kenikmatan duniawi (ketika dua macam kenikmatan ini bertentangan).
Adapun pada bab terakhir, Ibnu Qayyim (dengan berlandaskan QS Al-Insaan [76]: 12) menyatakan, “Barang siapa yang mempersempit dirinya [di dunia] dengan menentang kemauan hawa nafsu, niscaya Allah akan meluaskan kuburnya dan memberinya keleluasaan di hari kemudian.” (hlm. 918)
2) MENCINTAI KARENA ALLAH
Pada suatu contoh, diungkapkan syair: “Sesunggguhnya aku merasa malu kepada kekasihku bila melakukan hal yang mencurigakan; dan jika diajak untuk hal yang baik, aku pun berbuat yang baik.” (hlm. 656)
Syair tersebut menggambarkan bahwa percintaannya “menghantarkannya untuk dapat meraih ridha-Nya” (hlm. 550). Menghindari hal yang mencurigakan dan menerima ajakan berbuat baik itu diridhai Dia, bukan?
Lantas, apa hubungannya dengan “cinta karena Allah”? Perhatikan:
Yang dimaksud dengan cinta karena Allah ialah hal-hal yang termasuk ke dalam pengertian kesempurnaan cinta kepada-Nya dan berbagai tuntutannya, bukan keharusannya. Karena sesungguhnya cinta kepada Sang Kekasih menuntut yang bersangkutan untuk mencintai pula apa yang disukai oleh Kekasihnya dan juga mencintai segala sesuatu yang dapat membantunya untuk dapat mencintai-Nya serta menghantarkannya untuk dapat meraih ridha-Nya dan berdekatan dengan-Nya. (hlm. 550)
3) MEMBUTUHKAN PENGAWASAN ALLAH DAN ORANG LAIN
Pada suatu contoh, pelaku “pacaran islami” bersyair: “Aku punya Pengawas yang tidak boleh kukhianati; dan engkau pun punya Pengawas pula” (hlm. 628).
Pada satu contoh lainnya, Muhammad bin Sirin mengabarkan bahwa “dahulu mereka, saat melakukan pacaran, tidak pernah melakukan hal-hal yang mencurigakan. Seorang lelaki yang mencintai wanita suatu kaum, datang dengan terus-terang kepada mereka dan hanya berbicara dengan mereka tanpa ada suatu kemungkaran pun yang dilakukannya di kalangan mereka” (hlm. 621).
4) MENYIMAK KATA-KATA YANG MAKRUF
Pada suatu contoh, ‘Utsman Al-Hizami mengabarkan, “Keduanya saling bertanya dan wanita itu meminta kepada Nushaib untuk menceritakan pengalamannya dalam bentuk bait-bait syair, maka Nushaib mengabulkan permintaannya, lalu mendendangkan bait-bait syair untuknya.” (hlm. 620)
Pada enam contoh, para pelaku pacaran islami “saling mengutarakan rasa cintanya masing-masing melalui bait-bait syair yang indah dan menarik” (hlm. 620-621).
Pada suatu contoh, pelaku pacaran islami mengabarkan, “Demi Tuhan yang telah mencabut nyawanya, dia sama sekali tidak pernah mengucapkan kata-kata yang mesum hingga kematian memisahkan antara aku dan dia.” (hlm. 628)
5) TIDAK MENYENTUH SANG PACAR
Pada suatu contoh, pelaku pacaran islami menganggap jabat tangan “sebagai perbuatan yang tabu” (hlm. 628).
Pada dua contoh, pelaku pacaran islami tidak pernah menyentuhkan tangannya ke tubuh pacarnya. (hlm. 634)
Pada satu contoh lainnya, pelaku pacaran islami “berdekatan tetapi tanpa bersentuhan” (hlm. 621).
Sementara itu, Ibnu Qayyim mengecam gaya pacaran jahili di zaman beliau. Mengutip kata-kata Hisyam bin Hassan, “yang terjadi pada masa sekarang, mereka masih belum puas dalam berpacaran, kecuali dengan melakukan hubungan sebadan alias bersetubuh” (hlm. 621).
6) MENJAGA PANDANGAN
Di antara contoh-contoh itu, terdapat satu kasus (hlm. 617) yang menunjukkan bahwa si pelaku pacaran islami “dapat melihat” kekasihnya. Akan tetapi, Ibnu Qayyim telah mengatakan “bahwa pandangan yang dianjurkan oleh Allah SWT sebagai pandangan yang diberi pahala kepada pelakunya adalah pandangan yang sesuai dengan perintah-Nya, yaitu pandangan yang bertujuan untuk mengenal Tuhannya dan mencintai-Nya, bukan pandangan ala setan” (hlm. 241).
7) SEPERTI BERPUASA
Ibnu Qayyim menyimpulkan:
Demikianlah kisah-kisah yang menggambarkan kesucian mereka dalam bercinta. Motivasi yang mendorong mereka untuk memelihara kesuciannya paling utama ialah mengagungkan Yang Mahaperkasa, kemudian berhasrat untuk dapat menikahi bidadari nan cantik di negeri yang kekal (surga). Karena sesungguhnya barang siapa yang melampiaskan kesenangannya di negeri ini untuk hal-hal yang diharamkan, maka Allah tidak akan memberinya kenikmatan bidadari nan cantik di negeri sana…. (hlm. 650)
Oleh karena itu, hendaklah seorang hamba bersikap waspada dalam memilih salah satu di antara dua kenikmatan [seksual] itu bagi dirinya dan tiada jalan lain baginya kecuali harus merasa puas dengan salah satunya, karena sesungguhnya Allah tidak akan menjadikan bagi orang yang menghabiskan semua kesenangan dan kenikmatan dirinya dalam kehidupan dunia ini, seperti orang yang berpuasadan menahan diri darinya buat nanti pada hari berbukanya saat meninggalkan dunia ini manakala dia bersua dengan Allah SWT. (hlm. 650-651)
Begitulah tujuh ciri khas pacaran islami ala Raudhatul Muhibbiin dalam pandangan kami. Bagaimana dengan Anda? Tolonglah beritahu kami apa saja ciri khas pacaran islami ala Raudhatul Muhibbiin dalam pandangan Anda!

0 komentar:

Dzikir cinta dalam pacaran islami

0 Comments


Hati kita adalah “benda hidup” yang tak terlihat oleh mata. Karenanya, menjaga hati tidaklah semudah menjaga sepeda motor di tempat parkir supaya tidak hilang atau menjaga anak-anak supaya mereka bermain dengan aman. Baik di luar maupun di dalam pacaran, menjaga hati itu membutuhkan penanganan yang lebih cermat daripada penjagaan terhadap suporter dalam pertandingan sepakbola. Betapapun sulitnya mengendalikan anak nakal atau suporter yang rusuh, mengendalikan hati itu masih lebih sulit.
Untuk contoh, mari kita simak sepotong curhat dari seorang pemuda:
Kadang kala dalam sholat ingat si dia bukan ingat Allah. Pas ada sms dari dia bersamaan dengan adzan, lebih memilih untuk balas sms dulu ketimbang menjawab adzan dan mensegerakan diri ke mesjid. Apalagi pas makan bareng sama dia, terus adzan berkumandang, lebih memilih meneruskan makan daripada pergi ke mesjid. Dalam sehari, mungkin entah berapa ratus kali aku menyebut namanya, sedangkan menyebut nama Allah dan Rasulnya, mungkin lebih sedikit dari itu.
Nah, mengingat-ingat si dia tampaknya lebih mudah daripada berdzikir kepada-Nya. Bagaimana cara menjaga hati dalam keadaan seperti itu?
Konkretkan dan Pilih Sendiri!
Memang, mengingat Allah itu lebih sulit daripada mengingat si dia. Mengapa? Sebab, si dia itu konkret, sosoknya dapat kita bayangkan dengan gamblang di benak kita. Sedangkan Allah itu “abstrak” (Mahagaib), sosok-Nya tak terbayangkan oleh akal kita.
Untuk mengatasinya, Allah sendiri telah menyediakan kemudahan bagi kita. Kalau kita belum mampu senantiasa ingat akan Allah, maka kita dapat ingat sifat (atau salah satu asma) Allah setiap saat! Kita diberi keleluasaan untuk memilih sendiri sifat-Nya yang hendak kita ingat-ingat. Dia berfirman, “Serulah Allāh atau serulah Ar-Rahmān. Dengan nama yang mana pun kamu berseru, Dia mempunyai nama-nama yang baik.” (QS al-Isrā’ [17]: 110)
Asma’-asma’ itu lebih konkret (bermakna sifat-Nya). Misalnya: ar-Rahim (Penyayang), al-’Alim (Yang Mahatahu). Karena lebih konkret, maka itu lebih mudah kita ingat dan lebih mudah kita tancapkan dalam hati daripada istilah Allah itu sendiri yang “abstrak”. Apalagi bila kita memilih sendiri asma’ Allah sebagai lafal dzikir kita. Pilihan sendiri biasanya lebih ringan untuk diamalkan. Atas dasar itu, kita bisa memilih salah satu dari 99 asma’ul husna untuk mengingat Allah. Dengan cara begini, kita dapat mengingat Allah setiap saat!
Di sini, mungkin Anda bertanya-tanya: Bagaimana mungkin kita bisa ingat akan sifat Allah setiap saat? Bila hati kita sedang “dipenuhi” oleh pikiran atau perasaan mengenai si dia, bagaimana mungkin kita bisa ingat Allah di setiap detik?
Biarkan Otak Mengkoordinasikannya Secara Alamiah!
Memang, bisa saja hati kita “dipenuhi” oleh pikiran tentang sesuatu yang bukan Allah, misalnya: si dia. Namun, itu terjadi hanya jika kita memperlakukan sikap “ingat sifat Allah” sebagai kegiatan tersendiri yang tak bisa dikoordinasikan dengan aktivitas lain. Padahal, jika kita beri kesempatan kepada otak kita untuk mengkoordinasikannya sesuai dengan kemampuan alamiahnya, maka aktivitas mengingat si dia dan mengingat sifat Allah itu dapat berlangsung secara “bersamaan”.
Sebabnya, proses pikiran di otak kita berlangsung dengan amat sangat cepat, bahkan lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Hanya dalam hitungan sepersekian detik saja, pikiran bisa berpindah silih berganti. Berbagai aktivitas sekaligus dikoordinasi oleh otak secara bergantian, namun dengan kecepatan yang luar biasa, sehingga bisa berlangsung “setiap saat”. Dalam terminologi psikologi, inilah yang sering kita kenali sebagai kemampuan “bawah sadar”.
Sekarang, bagaimana supaya kemampuan alamiah tersebut senantiasa muncul, sehingga kita senantiasa ingat sifat Allah, termasuk ketika ingat si dia?
Sering-seringlah ucapkan salah satu dari asma’ul husna itu (terutama dalam hati)!
Pengucapan dalam hati itu akan lebih efektif bila kita sudah sering mengucapkan asma’ tersebut (misalnya ar-Rahim atau al-’Alim atau lainnya yang kita pilih sendiri) dengan lisan dan/atau menuliskannya. Inilah rahasianya mengapa para sufi mampu ingat Allah setiap saat. Mereka sering mengucap asma’-Nya dengan lisan dalam zikir mereka (sampai ribuan kali per hari), dan lebih sering lagi mereka mengucapkannya dalam hati (sampai tak terhitung).
Kita pun dapat sukses mengingat sifat Allah seperti para sufi itu dengan mengikuti metode zikir mereka. Ketika keadaan memungkinkan, hendaknya kita sering-sering mengucap dengan lisan “kata sandi” kita (yaitu asma’ pilihan kita). Bila tidak memungkinkan, dalam hatilah hendaknya kita mengucap kata sandi tersebut sesering mungkin. (Tidak harus secara terus-menerus kita mengucapkannya.)
Ketika berdzikir itu, kita bahkan tidak harus memikirkan makna asma’ yang kita lafalkan, apa implikasinya, dan segala pikiran lain yang berkaitan dengannya. Hanya ucapkan saja! Biarlah otak (bawah-sadar) kita mengkoordinasikannya secara alamiah tanpa kita perintahkan. Hasilnya, bahkan tanpa kita sadari, kita menjadi mengingat sifat Allah setiap saat!
Nah, selamat berdzikir!

0 komentar:

17 tanda-tanda kematian dalam keadaan baik

0 Comments



Alamat mati dalam khusnul khathimah (keadaan baik):

1. Sempat mengucap dua kalimah syahadah.

2. Berpeluh di dahi.
Sabda Rasulullah: “Bahwa matinya seseorang mukmin itu dengan keluarnya peluh di dahi”, Riwayat oleh Ahmad dan Tirmidzi.

3. Mati pada malam atau hari Jum'at.
Sabda Rasulullah “Tidak seorang muslim pun yang mati pada hari atau malam Jum'at melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.”

4. Mati di medan perang karena membela agama Allah.

5. Bagi orang yang mati syahid ada 6 kelebihan:
i) Akan diampuni dengan serta merta dosanya serta diperlihatkan tempat duduknya di syurga (kecuali mereka yang masih ada urusan hutang).
ii) Diselamatkan dari siksa kubur.
iii) Aman dari ketakutan yang teramat besar dan dahsyat.
iv) Diperhiasi dengan iman.
v) Dikawinkan dengan bidadari (semiskin-miskin ialah 49 bidadari).
vi) Dapat memberi syafaat kepada 70 orang keluarganya. Riwayat oleh Tirmizi, Ahamd dan Ibnu Majah.

6. Mati karena melahirkan anak.

7. Mati karena taun,
Sabda Rasulullah, “taun itu satu kematian syahid bagi setiap mukmin”. (Hendaklah ia sabar dan redha menganggungnya). Riwayat oleh Muslim.

8. Mati akibat sakit perut maka ia mati syahid,
Sabda Rasulullah. Dan barang siapa mati karena sakit perut, maka ia mati syahid”. Riwayat oleh Muslim.

9. Mati tengelam dan tertimbus oleh bangunan.

10. Mati terbakar. Riwayat Tabrani.

11. Mati dalam nifas. Riwayat At-Tabrani.

12. Mati karena sakit TB.
Sabda Rasulullullah, “orang yang mati karena menanggung penyakit kurus kering ia mati syahid.” Riwayat Tabrani.

13. Mati akibat luka perang di jalan Allah.
Sabda Rasulullah, “Barangsiapa yang luka karena perang di jalan Allah itu mati, maka berarti ia syahid, atau kena pijak oleh unta atau kudanya atau ia mati di tempat tidurnya (setelah berperang itu) dengan sebab apa-apa pun yang dikehendaki oleh Allah, maka sesungguhnya ia adalah mati syahid dan akan masuk syurga”. Riwayat Daud.

14. Mati mempertahankan harta. Riwayat Bukhari.

15. Mati karena mempertahankan diri. Sabda Rasulullah “Barangsiapa terbunuh karena mempertahankan darahnya (dirinya), maka ianya mati syahid.” Riwayat Abu Daud.

16. Mati dalam bersiap-siap untuk berperang di jalan Allah.

17. Mati ketika sedang beramal soleh seperti sedang menuntut ilmu (ilmu yang dibolehkan oleh Islam) di masjid atau sedang berdakwah.

Berkata Abu Laith,
“Barangsiapa yang ingin selamat dari siksa kubur, maka haruslah ia melazimi 4 perkara dan meninggalkan 4 perkara:
1. Menjaga sembahyang 5 waktu.
2. Banyak bersedekah.
3. Banyak membaca Al-Qur'an.
4. Banyak bertasbih.

Dan hendaklah ia meninggalkan:
1. Meninggalkan dusta.
2. Meninggalkan sifat khianat.
3. Meninggalkan sifat mengadu-domba.
4. Menjaga kencing.

(sen)

Jangan lupa pencet tombol LIKE-nya sob... (y)

0 komentar:

cerita mengenai hijab dan aliran dalam islam

0 Comments

Simak percakapan di bawah ini, lalu sebarkan :

A: Mbaknya aliran apa sih mbak kok pakai kerudung gede banget?

Y: Saya Islam tanpa embel-embel mbak. :)


A: Iya saya tau Islam. Tapi Islam apa?

Y: Ya Islam saja mbak. :)

A: Maksud saya Islam yang seperti apa? Aliran apa?

Y: -_-' Nggak ada alirannya mbak.

A: Bukan, kan kerudung mbak gede banget, itu Islam aliran apa gitu loh mbak?

Y: -_-' Saya tanya balik. Mbaknya Islam kan?

A: Iya saya islam.

Y: Mbaknya aliran apa kok nggak pakai kerudung???

A: ......

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْلأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْجَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُغَفُورًا رَحِيمًا (٥٩)

"Hai Nabi, Katakanlah kepadaisteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[**] ke seluruh tubuh mereka".yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu merekatidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

[**] Jilbab ialah sejenisbaju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَفُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَبِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلالِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْأَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِيإِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْأَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الإرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِالَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلا يَضْرِبْنَبِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَىاللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)

" Katakanlah kepada wanitayang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, danjanganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlahMenampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atauayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelakimereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidakmempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengertitentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahuiperhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."

يَا أَيُّهَاالنَّبِيُّ قُلْلأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَعَلَيْهِنَّ مِنْجَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلايُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُغَفُورًا رَحِيمًا (٥٩)

"Hai Nabi, Katakanlah kepadaisteri-isterimu, anak-anak perempuanmu danisteri-isteri orang mukmin:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[**] keseluruh tubuh mereka".yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untukdikenal, karena itu merekatidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagiMaha Penyayang."

[**] Jilbab ialah sejenisbaju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala,muka dan dada. (al ahzab:59)

0 komentar:

4 hal yang penting di ketahui

0 Comments

 Alkisah ada Seorang lelaki yang memiliki 4 orang istri:

Istri ke-1 : Tua dan jelek, biasanya tidak diperhatikan.
Istri ke-2 : Agak cakep, agak diperhatikan.
Istri ke-3 : Lumayan cakep dan cukup diperhatikan.

Istri ke-4: Sangat cakep, sangat diperhatikan dan disanjung" serta diutamakan!

Waktu pun berlalu begitu cepat dan tibalah saat sang lelaki (suami) tersebut mau meninggal, lalu dipanggila
h 4 orang istrinya...

Dipanggilah istri ke-4 yang paling cakep dan ditanya...
"Maukah ikut menemaninya ke alam kubur?"
Si istri menjawab...
"Sorry, cukup sampai disini saja Saya ikut dengan mu..."

Saat dipanggil istri ke-3 dan ditanya hal yang sama, dia pun menjawab...
"Sorry, Saya hanya akan mengantarmu sampai di kamar mayat dan paling jauh sampai di rumah duka."

Kemudian dipanggil istri ke-2 dan ditanya hal yang sama...maka dia pun menjawab,
"Baik, saya akan menemanimu tapi hanya sampai keliang kubur, setelah itu Good Bye."

Si Suami sungguh kecewa mendengar semua itu...tetapi inilah kehidupan dan menjelang kematian...

Lalu dipanggil lah istri ke-1 dan ditanya hal yang sama, si suami tak menyangka akan jawabannya...
"Saya akan menemani kemanapun kamu pergi dan akan selalu mendampingimu..."

~~~~~~~~~~~~~~

Mau tau Apa dan Siapa istri ke-1 sampai ke-4 itu?

Istri ke-4 adalah "Harta dan Kekayaan".
Mereka akan meninggalkan jasad kita seketika saat kita meninggal.

Istri ke-3 adalah "Temen2" kita.
Mereka hanya akan mengantar jasad kita hanya sampai disaat disemayamkan.

Istri ke-2 adalah "Keluarga". Saudara dan Temen Dekat kita.
Mereka akan mengantar kita sampai dikuburkan, dan akan meninggalkan kita setelah mayat kita dimasukkan dalam liang kubur dan ditutup dengan tanah.

Istri ke-1 adalah "Tindakan dan Perbuatan" kita selama hidup di dunia. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya...

Berbuatlah banyak kebaikan selama kita masih hidup di dunia ini agar nantinya kita dapat memiliki bekal yang dapat dibawa apabila sudah waktunya nanti... o:)

-----------------------------------------------------------------
>>>Kalau suka==> silahkan klik 'Like'.
>>>Mau dapat pahala==> silahkan klik 'share'
>>>Jangan lupa memberikan komentar mengenai postingan ini sebagai masukan buat kami.

Selamat menjalankan hari-hari anda dengan kebaikan. :)

0 komentar:

Blogger templates