keistimewaan bulan dzulhijjah

0 Comments

        Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam; semoga shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan para Rasul, junjungan kita pula Nabi Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan sahabatnya, Aamiin.
“Ketahuilah bahwasanya di hari-hari tahunmu ada pemberian-pemberian dari Allah, maka hadanglah (sambutlah) pemberian-pemberian tersebut (dengan melakukan amal kebaikan).”
Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepada kita musim-musim yang penuh dengan rahmat agar kita bisa memperbanyak amalan-amalan saleh di dalamnya. Hal tersebut sebagai bonus bagi kita sebagai umat Nabi Muhammad yang berumur lebih muda dan lebih pendek jika di bandingkan dengan umur umat-umat sebelumnya.
Umur merupakan modal utama bagi manusia dalam menjalankan ibadah. Ketika umur telah habis maka selesai pula waktu untuk beribadah dalam rangka mengumpulkan bekal yang dipergunakan dalam perjalanan panjang yang tiada akhir yaitu kehidupan akhirat.
Salah satu diantara musim-musim tersebut adalah bahwa dalam satu tahun ada dua bulan (musim) yang didalam bulan tersebut amalan-amalan shaleh yang kita kerjakan lebih utama dibandingkan pada bulan-bulan lainnya, yaitu 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits-hadits Nabi SAW banyak sekali yang menjelaskan tentang keutamaan amal ibadah yanh dikerjakan pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah, antara lain Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
“Demi fajar dam demi malam yang sepuluh.”
Dikatakan oleh Imam Ibnu Katsir malam sepuluh adalah 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah.
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian dari padanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (Al-Hajj: 28)
Kedua ayat diatas dengan sangat jelas menerangkan keistimewaan 10 hari pertama pada bulan Dzulhijjah. Dan Nabi Muhammad SAW juga telah menjelaskan dalam sabdanya yang artinya:
Di riwayatkan oleh imam bukhori dari Ibn Abbas RA bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada hari yang mana amalan shaleh di dalamnya lebih dicintai oleh Allah SWT daripada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Lalu sahabat bertanya, walaupun jihad di sabilillah? Rasul Allah SAW menjawab, walaupun berperang di jalan Allah kecuali orang yang keluar berperang dengan (mengorbankan) dirinya dan hartanya kemudian tidak kembali sama sekali (meninggal).”
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an maupun Hadits-Hadits Nabi SAW yang menjelaskan tentang keutamaan 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para Ulama mengatakan bahwasanya paling mulianya hari dalam satu tahun adalah 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah dan paling mulianya malam dalam satu tahun adalah 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan.
Ulama mengatakan, “Barangsiapa memuliakan atau menghidupkan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah dengan amalan-amalan ibadah maka Allah Ta’ala akan memberinya 10 keistimewaan, yaitu:
- Allah memberikan berkah pada umurnya;
- Allah menambah rizqinya;
- Allah menjaga diri dan keluarganya;
- Allah mengampuni dosa-dosanya;
- Allah melipatgandakan pahalanya;
- Di mudahkan keluarnya nyawa ketika dalam keadaan sakaratul maut; – Allah menerangi kehidupannya;
- Di beratkan timbangan kebajikannya;
- Terselamatkan dari semua kesusahannya;
- Di tinggikan derajatnya di sisi Allah Ta’ala.
Oleh karena itulah, bila kita mau menggunakan akal sehat untuk berfikir, alangkah rugi bila kita melewatkan saat-saat tersebut. Andaikan seorang pedagang pada 10 hari tersebut tokonya ramai dipenuhi pembeli, kemudian dia tidak akan menutup tokonya hingga larut malam bahkan akan menambah barang dagangannya dengan asumsi keuntungan yang besar di depan mata, padahal hal itu hanyalah keuntungan duniayang bernilai sangat kecil, bagaimana jika keuntungan yang akan di peroleh jauh amat besar yang dijanjikan oleh Dzat Yang Maha Besar, akankah kita lepaskan begitu saja?
Bisa kita bayangkan jika umur kita di beri keberkahan oleh Allah Ta’ala maka kehidupan kita sehari-hari akan di penuhi dengan amalan-amalan shaleh yang mempunyai nilai pahala besar, tidak berlalu satu waktu terkecuali terisi dengan proses pendekatan kepada Allah. Mata, telinga, mulut dan semua anggota tubuh kita berjalan dalam jalur ridha Allah. Semua hal tersebut karena keberkahan umur dan masih banyak lagi cerita-cerita tentang Salaf kita yang mana mereka telah mendapatkan karunia yang sangat besar yaitu barakah pada umurnya.
Dari mereka ada yang mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu satu hari 8 khataman (4 di siang hari dan 4 di malam hari). Ini hanya satu uraian keistimewaan yang di peroleh bagi siapa yang menggunakan atau memaksimalkan waktu dan musim-musimnya untuk ibadah, padahal masih terdapat sembilan keistimewaan yang lain, renungkanlah !
Adapun amalan-amalan shaleh yang sangat di anjurkan oleh ulama untuk kita kerjakan pada 10 hari pertama pada bulan Dzulhijjah sangat banyak sekali di antaranya adalah shalat, puasa terutama puasa Tarwiyah dan Arafah serta banyak dzikir kepada Allah SWT.
Maka marilah wahai saudara-saudaraku, kita bersama-sama dengan penuh semangat untuk mengisi waktu-waktu kita dengan amalan-amalan shaleh yang telah di contohkan oleh pendahulu kita, Kaum Shalihin, orang yang sukses dalam kehidupan dunia dan akhiratnya dengan sebab menjalani perintah-perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.
Sumber: Majalah Cahaya Nabawiy, No 67 Dzulhijjah 1429 H / Desember 2008 M

0 komentar:

Muslim, apakah benar atau status saja?

0 Comments


        Banyak sekali orang muslim/islam di indonesia,dan mungkin malah tempat orang muslim terbanyak di dunia.Dan di Indonesia juga ada tiga lembaga besar yaitu MUI (Majelis Ulama Indonesia) , NU (Nahdatul Ulama) , dan yang terakhir adalah Muhammadiyah.Tapi sangat disayangkan, banyak sekali orang islam di Indonesia yang islamnya hanya status di KTP atau islamnya keturunan dan lebih parahnya lagi anak-anak dan remaja di Indonesia kebanyakan tidak terlalu perhatian terhadap agama,dan juga masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca Al-Qur’an.Melihat itu semua, orang mana yang tidak kecewa kalau melihat generasi muslim mudanya tidak tahu tentang agama yang merupakan modal utama untuk membangun bangsa dan negara.Contoh sekarang banyak kasus asusila,pelecehan seksual,pencurian dan kasus lainnya yang disebabkan oleh generasi muda Indonesia.Banyak terselip di benak orang-orang indonesia terlebihnya para orang tua ‘’kalau generasi kita mudanya sudah seperti ini bagaimana nanti di masa depan, apakah bangsa kita akan maju?’’.dan juga sikap remaja muda Indonesia yang lebih suka dan nyaman mendengarkan musik dan lagu-lagu lainnya daripada mendengarkan murrotal qur’an,mereka menganggap bahwa itu membosankan dan kebanyakan dari mereka juga sangat membenci pelajaran agama islam karena mungkin terkenal dengan kerumitannya.Padahal kalau kita mau mempelajari agama islam lebih dalam lagi maka kita pasti akan merasa kalau agama islam itu menyenangkan dan menarik serta asyik.Sebenarnya, kalau kita mau memajukan generasi islam muda di Indonesia itu ada banyak alternatif yang mungkin selama ini belum dilakukan di antaranya:
·         Menambah jam pelajaran agama islam di sekolah-sekolah negeri dari SD hingga SMA/K agar para remaja dan anak-anak lebih mengenal agama lebih dalam lagi.
·         Lalu menggunakan pedoman buku pegangan atau rujukan dalam mempelajari agama yang masih bersih atau asli dan berdasarkan sunnah rasul agar perbedaan dalam menentukan sesuatu terlebih lagi dalam hal agama berkurang atau tidak ada karena, telah menggunakan rujukan yang shahih dan tidak akan diragukan lagi keasliannya
·         Dan mengganti guru-guru Agama Islam dengan guru yang cocok dan pas dan juga berkompeten .Contoh sekarang kebanyakan guru Agama Islam itu sudah tua-tua dan mungkin anak-anak dan remaja kurang nyaman dengan yang seperti itu, karena kebanyakan guru agama yang sudah berusia tua dalam menjelaskan sesuatu itu terlalu membingungkan sehingga anak-anak dan remaja akan selalu bosan dengan itu.Lain lagi kalau gurunya masih muda dan berpendidikan luas serta berkompeten, pasti kalau dengan guru yang lebih muda anak-anak dan remaja di Indonesia akan merasa lebih nyaman karena jika gurunya hanya terpaut umur yang tidak terlalu jauh dengan anak-anak remaja tentulah dalam berkomunikasi dan pergaulan dengan para anak-anak remaja akan lebih akrab ketimbang dengan guru yang sudah berusia lanjut.
·         Dan seharusnya dalam penyampaian materi agama itu, selain menggunakan buku rujukan atau pedoman yang shahih juga perlu menggunakan penyampaian yang santai dan tidak rumit karena dengan itu para remaja-remaja awam yang baru mempelajari agama tidak akan bingung dengan materi yang diberikan.
          Dari empat hal yang diatas itu hanyalah guna membangun insani yang berkarakter religius,tetapi masih ada lagi hal yang harus dibenahi agar terciptanya generasi muslim tidak hanya menjadi angan-angan belaka diantaranya:
·         Menjadikan generasi muslim yang memiliki aqidah/keyakinan yang kokoh.Itu semua akan terwujud jika pemerinth mempertimbangkan 4 hal yang sudah saya sebutkan diatas tadi
·         Dari anak-anak remaja pun seharusnya juga menghapus anggapan kalau belajar agama itu sulit dan membosankan, dan mereka juga harus mempelajari agama dengan sungguh-sungguh.
·         Dan tak lupa menyebar para da’i untuk meluruskan aqidah umat islam di indonesia dengan mengajarkan aqidah salaf yang shahih serta menjawab dan menolak/menafikan aqidah dan sumber agama  yang bathil
·         Tak lupa dari keluarga juga harus mendukung dan memberi arahan kepada  anaknya untuk mempelajari dan mengamalkan pengetahuan dan ilmu agama islam agar para remaja Indonesia semakin yakin dalam mempelajari agama.
        Sebenarnya kalau mau diulas, di Indonesia itu banyak sekali penyimpangan dalam hal aqidah diantaranya:
·         Jahil(kebodohan)
·         Ta’ashshub(fanatik berlebihan)
·         Ghuluw(melebih-lebihkan)
·         Taqlid(pandangan) buta
·         Ghaflah(lalai)
·         Lalu banyak orang yang tidak mau mengikuti pemerintah
·         Masih banyak memakai sumber dan hadist yang belum jelas
         Itu semua sebenarnya dapat dihilangkan dari dalam diri para remaja muslim dengan cara menanamkan pendidikan agama islam sejak dini mulai dari TPA.Dan sebenarnya TPA tidak hanya untuk anak-anak saja tetapi juga untuk remaja,bedanya kalau untuk remaja namanya adalah TPQ dan kalau untuk dewasa namanya MDAA di setiap jenjang tersebut kami para pengajar banyak mengajarkan seputar agama seperti hukum-hukum membaca Al-Qur’an,hukum tajwid, sirah nabawiyah,tata cara wudhu’ dan pengertian serta hukukmnya,tata cara solat dan pengertian serta ketentuan dan rukun solat lalu syarat sahnya, tak lupa ditambahkan sumbernya dari mana dan masih banyak materi yang di berikan di TKA,TPA,TPQ,dan MDAA.Tetapi sayangnya, tidak banyak remaja yang tau mengenai hal itu.Dan selain TPA, untuk memperdalam dan membina keyakinan dalam ilmu agama juga bisa di mulai dari lingkungan pergaulan yang baik dan jauh dari yang namanya perbuatan asusila.
       Di indonesia juga masih terjangkit penyakit-penyakit keyakinan terutama dalam hal aqidah contoh:
·         Banyak orang yang percaya pada suatu peristiwa yang di anggap tidak masuk akal yang sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan alam gaib /alam metafisik.Itu termasuk dalam kriteria jahil(bodoh).
·          
·         Lalu terlalu berlebihan dalam mencintai para wali yang kemudian dijadikan sebagai tawasul(perantara) antara manusia dengan ALLAH Subkhanahu Wa Ta’ala.Itu termasuk dalam kriteria ta’ashshub.
·         Lalu kisah tentang kerbau yang katanya merupakan jelmaan seorang yang pandai agama atau kyai yang kemudian kerbau itu diberi nama Kyai Slamet, dan dalam beberapa waktu seperti acara perayaan oleh pihak keraton kerbau Kyai Slamet diarak ke luar jalan raya dan yang parahnya lagi para warga yang menyaksikan perayaan tersebut berebut kotoran kerbau Kyai Slamet yang dipercaya bahwa kotoran tersebut dapat membawa berkah.Hal tersebut termasuk dalam kriteria ghuluw.
·         Dan di Indonesia juga terkenal dengan banyak suku yang mempunyai banyak macam upacara adat dan mereka melakukan upacara tersebut dengan alasan bahwa mereka mencontoh hal-hal dan tradisi nenek moyang mereka yang dulu dan kebanyakan dari berbagai upacara tersebut banyak yang memasuki dalam tahap musyrik.Kebiasaan meniru adat istiadat nenek moyang tersebut termasuk dalam kriteria taqlid buta.
·         Lalu kita juga sering melupakan hal yang sangat penting yaitu menuntut ilmu akhirat dan menyebarkannya kepada yang belum tahu karena pengaruh dari lingkungan globalisasi ini dan kebanyakan ilmu itu hanya dibuat untuk diri sendiri.Itu termasuk dalam kriteria ghaflah.
·         Dan juga dalam menentukan waktu puasa dan hal lainnya semua orang kebanyakan mengambil keputusannya sendiri dan tidak mau mengikuti pemerintah.Padahal sudah jelas kalau pemerintah itu adalah imam dalam hal menentukan sesuatu hal dan kita disini hanya sebagai jama’ah.Kalau dalam sholat,tidak mungkin kalau imamnya belum ruku’ lalu makmumnya sudah ruku’ duluan, bukannya itu sudah menyalahi aturan.Begitu juga hubungannya dengan pemerintah,walaupun kita sudah tahu bahwa pemerintah itu salah, kita tetap harus mengikuti pemerintah karena pemerintah adalah imam dan kita sebagai makmum yang mengikuti imam.
·         Dan kebanyakan sumber rujukan dalam mempelajari agama Islam masih menggunakan hadist yang masih diragukan keasliannya/hadist dhoif.Dan kebanyakan bukunya menggunakan kalimat dan kata-kata yang sulit dipahami.
          Nah,kalau kita mau terhindar dari hal tersebut, tuntutlah ilmu agama dengan sungguh-sungguh terutama bagi para remaja yang merupakan generasi penerus bangsa,lalu keluarga juga harus mencontohkan hal-hal yang ada hubungannya dengan agama dan perilaku adab dan akhlak yang baik kepada anaknya agar anak nya meniru kebiasaan dari orang tuanya tersebut,karena setiap anak itu selalu meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya.Contoh orang tua bersikap tidak baik terhadap tetangga, otomatis anaknya yang melihat juga akan melakukan hal yang sama, begitu juga kalau orang tuanya rajin solat pasti anaknya pun akan mengikuti perbuatan orang tuanya itu.Jadi dalam mengajarkan dan mengarahkan ilmu agama kepada anaknya, orang tuanya jangan hanya omong belaka tetapi juga disertai dengan tindakan dan percontohan yang baik dari pihak orang tua dengan begitu akan lebih mudah dalam menenemkan ilmu agama kepada anak-anak.
       Kesimpulannya adalah dalam membina generasi muslim kita harus meninggalkan hal-hal yang menyimpang dalam agama dan menggunakan kitab rujukan yang shahih dalam menyebarkan agama dengan berpegang teguh dengan hadist ‘’khoirukum man ta’alamal qur’aana wa alama,sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-qur’an dan mengajarkannya’’ (H.R.Bukhari)




Daftar pustaka
Fauzan,Muhammad Soleh.2011.Kitab Tauhid Jilid 1.
---------.2011.100 Hadist Populer Untuk Hafalan.Surabaya:Pustaka eLBa




    



  











0 komentar:

Blogger templates